LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI PENGAMATAN KONTRAKSI PADA OTOT KATAK



LAPORAN HASIL PRAKTIKUM BIOLOGI
PENGAMATAN KONTRAKSI OTOT PADA KATAK
KELAS XI - MIIA 3
KELOMPOK :
1.  FIQIH ROMADHONI           (08)
2.  JULIYAH AYU BINTARI       (13)
3.  RENNY YUNITA SARI          (26)
4.  RIZKY LIA NURLINA          (29)

SMAN 1 PORONG
TAHUN AJARAN 2014/2015

Judul               : Laporan hasil pengamatan kontraksi otot pada katak
Tujuan             : Untuk mengamati proses kontraksi otot pada katak
Hipotesis         :  Ada pengaruh kontraksi otot pada katak saat diberi setruman dengan interval                   waktu.
Dasar Teori      :
            Pada dasarnya semua sel memiliki sifat iritabilitas, artinya sel dapat menanggapi (merespon) rangsangan yang sampai kepadanya. Sifat tersebut tampak masih sangat menonjol pada sel otot dan sel saraf. Sel otot akan menunjukkan respon apabila padanya diberikan rangsangan lewat saraf atau langsung pada otot. Respon yang ditunjukkan oleh sel otot umumnya berupa kontraksi otot, sedangkan respon yang pada sel saraf tidak dapat diamati, sebab berupa proses pembentukan potensial aksi yang kemudian dirambatkan berupa impuls. Adanya respon sel saraf hanya dapat diamati pada efektornya
Lintasan  impuls saraf dari reseptor samapi efektor disebut lengkung refleks. Lintasan tersebut adalah sebagai berikut : reseptor → saraf sensorik → saraf pusat → (otak dan sumsum tulang belakang) → saraf motorik → efektor. Apabila suatu saraf diberi rangsangan, maka sel saraf akan merespon yaitu mengubah energi rangsangan menjadi energi elektrokimia impuls saraf yang akan dirambatkan sepanjang serabut saraf. Rambatan impuls saraf ini tidak dapat diamati dengan mata seperti kontraksi otot.

Praktikum ini sebaiknya dilakukan dengan beberapa syarat, antara lain adalah:
-
Serabut syaraf dan otot harus dalam keadaan segar, oleh karena itu harus selalu dibasahi dengan larutan Ringer
-
Setiap selesai diberi rangsangan, saraf dan otot harus diistirahatkan secukupnya.
-
Pengamatan terjadinya respon pada otot harus dilakukan dengan sabar, sebab ada periode laten sebelum otot merespon.

*Susanto Hendra, 2011. Kontraksi Otot. 

PERCOBAAN      
Alat dan Bahan      :
1.    Otot betis katak
2.    Batu baterai atau rangkaian seri
3.    Larutan ringer
4.    Telenan
5.    Alat bedah
6.    Stopwatch
Langkah kerja        :
1.       Menyiapkan alat dan bahan.
2.       Membius katak sampai lemah.
3.       Menguliti bagian betis katak dengan alat bedah.
4.       Memotong pada bagian pangkal pahanya.
5.       Menjaga otot jangan sampai kering selama percobaan dengan meneteskan larutan ringer.
6.       Memberi setruman pada betis katak dengan interval waktu :
·         1 menit sebanyak 5 kali
·         30 detik sebanyak 5 kali
·         10 detik sebanyak 5 kali
·         5 detik sebanyak 5 kali
7.       Menulis hasil pengamatan dalam table.

Pertanyaan
1.       Mengapa selama percobaan berlangsung otot betis katal harus selalu dibahasi oleh larutan ringer ?
2.       Bagaimana keadaan otot betis katak tersebut saat diberi rangsangan ?
3.       Pada interval mana otot betis ada reaksi dan pada interval mana otot betis tidak ada reaksi ?
4.       Jelaskan akibat jika otot diberi rangsangan secara terus menerus !



DATA PENGAMATAN             :
1.       Otot betis katak harus diberi larutan ringer agar otot betis katak tidak kering. Karena, jika sel otot katak kering terlalu lama, maka otot katak tersebut aka cepat mati.
2.       Keadaan otot betis katak saat diberi rangsangan akan berkontraksi karena adanya rangsangan yang mengubah ATP menjadi energy yang menggerakkan otot.
3.       Pada interval 1dan 2 otot betis katak saat diberi rangsangan mengalami kontraksi atau reaksi yang kuat, sedangakan pada saat interval 3-5 otot betis katak saat diberi rangsangan mengalami reaksi yang lemah bahkan saat interval terakhir tidak mengalami reaksi.
4.       Akibat otot betis katak diberi rangsangan secara terus – menerus akan mengakibatkan otot tersebut akan bereaksi lemah bahkan jika tidak ada senggang waktu otot betis katak tidak mengalami reaksi sama sekali.
TABEL PENGAMATAN                        :
NO
INTERVAL
RANGSANGAN
1
2
3
4
5
RATA – RATA
1
1 Menit
SK
SK
K
K
K
K
2
30 Detik
K
K
S
S
S
S
3
10 Detik
S
S
L
L
L
L
4
5 Detik
SL
SL
SL
SL
SL
SL

Keterangan :
Ø  SK        : Sangat Kuat
Ø  K          : Kuat
Ø  S          : Sedang
Ø  L          : Lemah
Ø  SL        : Sangat Lemah
   
   ANALISIS DATA          :
            Menurut analisis data pada percobaan ini katak mengalami kontraksi secara terus – menerus tetapi pada saat interval 5 detik katak berkontraksi sangat lemah. Saat diberi rangsangan terus – menerus otot katak memendek dan kaku, pada saat itu otot mengalami kontraksi. Otot katak mengalami relaksasi saat istirahat dan otot tersebut memanjang atau kembali ke ukuran semula.
            Otot katak mengalami kontraksi yang sangat kuat pada interval 1 menit karena otot berelaksasi selama 1 menit hingga pada saat interval terakhir otot katak kaku sehingga pada saat diberi rangsangan otot katak berkontraksi sangat lemah, dan otot akan kembali ke ukuran semula. Otot katak harus diberi larutan ringer agar selalu basah dan tidak kering karena jika otot betis katak kering akan cepat mati.
Pada dasarnya semua sel memiliki sifat iritabilitas, artinya sel dapat menanggapi (merespon) rangsangan yang sampai kepadanya. Sifat tersebut tampak masih sangat menonjol pada sel otot dan sel saraf. Sel otot akan menunjukkan respon apabila padanya diberikan rangsangan lewat saraf atau langsung pada otot. Respon yang ditunjukkan oleh sel otot umumnya berupa kontraksi otot, sedangkan respon yang pada sel saraf tidak dapat diamati, sebab berupa proses pembentukan potensial aksi yang kemudian dirambatkan berupa impuls. Adanya respon sel saraf hanya dapat diamati pada efektornya

KESIMPULAN              :
Otot disebut sebagai alat gerak aktif karena mampu berkontraksi menggerakkan rangka dan membuat perpindahan.
Jika otot mendapatkan rangsang terus menerus maka dalam kondisi itu berarti kepala myosin menempel kepada aktin secara terus menerus maka hal itu dapat menyebabkan otot mengalami kejang otot, keadaan otot pada saat itu otot dalam keadaan tegang dan kaku.
Berdasarkan hasil praktikum, dapat disimpulkan bahwa otot merupakan alat gerak aktif karena mampu berkontraksi saat diberikan impuls dan menggerakkan rangka hingga kita mampu melakukan perpindahan, namun kontraksi otot secara terus-menerus dapat membuat otot mengalami kelelahan dan kejang otot sehingga otot kaku.
Kesimpulan ini juga dapat dijelaskan seperti yang tertera di bawah ini :
1.   Jika otot diberi rangsangan maka otot tersebut akan berkontraksi, lalu otot memendek.
2.   Jika otot tidak dirangsang : Tidak terjadi kontarksi pada otot, dan panjang otot tetap seperti semula.
3.   Jika otot dirangsang dengan selang waktu pendek : Otot yang baru saja berkontraksi dan memendek berangsur-angsur kembali memanjang atau kembali pada ukuran semula.
           



Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA SEL ELEKTROLISIS CuSO4, Na2SO4, KI

Laporan praktikum Fisika Hubungan antara cepat rambat gelombang dengan tegangan tali